Senin, 12 Februari 2018

Sejarah Kaliwatu

Bukit Satria Desa Kaliwatubumi


Ketika membaca judul ini adalah lokasi perburuan kami mencari mustika dan berkat ridho-Nya berhasil dan kami beri nama ” Mustika Eyang Giri Cementhoko “.
Makam Giri Cementhoko ini di berlokasi di Bukit Satria Desa Kaliwatubumi Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Tokoh-tokoh yang dimakamkan di sini adalah berkaitan dengan sejarah Kadipaten (Kabupaten) Kutoarjo. Bupati-bupati yang menjabat di Kadipaten Kutoarjo di antaranya yaitu : Raden Tumengung Soerokoesoemo, Raden Tumenggung Pringgoatmojo sampai tahun 1870, Pangeran Poerboatmodjo.
Pada tahun 1933 Kabupaten Kutoarjo digabungkan menjadi satu dengan Kabupaten Purworejo dengan Bupati R.A.A. Hasan Danoeningrat dan selanjutnya Kutoarjo berstatus sebagai kawedanan.
Pada masa kepemimpinan R.T. Pringgoatmojo mempunyai penasehat spiritual yaitu Eyang Giri Cementhoko yang berasal dari keturunan Raja Mataram yang mengemban tugas agar bertapa di Gunung Satria, Desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh. Keduanya sepakat apabila meninggal dunia mereka akan dikebumikan secara berdampingan di Gunung Satria Desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh. R.T. Pringgoatmodjo lalu membeli tanah di Gunung Satria tersebut untuk tempat pemakaman beliau dan Eyang Giri Cementhoko beserta keluarga. Kemudian menyusul keluarga Bupati R.T. Pringgoatmodjo antara lain Pangeran Poerboatmodjo – Bupati Kutoarjo masa 1870 – 1915, R. Adipati Aryo Poerbokoesoemo – Bupati Kutoarjo masa 1915 – 1933, R. T. Poerboatmodjo Adi Surjo Bupati Kendal putra dari R.A.A. Poerbokoesoemo.
Makam Eyang Giri Cementhoko dibuat cungkup yang tertutup. Di sebelah timur terdapat makam R.T. Pringgoatmojo beserta istrinya, sedangkan di belakang (utara) makam R.T. Pringgoatmodjo terdapat Yoni berukuran 96 x 96 cm, dan tinggi 80 cm. Pada bagian tengahnya terdapat lubang persegi berukuran 28 x 28 cm sedangkan ceratnya patah.
kutoarjo tempo doeloe, memiliki status sebagai kawedanan kutoarjo bukti sejarah dan kini, kutoarjo dalam peta terletak di propinsi jawa tengah menjadi satu dengan purworejo letak pasar kutoarjo agak dekat dengan alun alun kutoarjo, Disamping gunung tugel kutoarjo dahulu dijadikan tempat mangkal psk purworejo juga di stasiun kutoarjo tempo dulu bertebaran psk stasiun kutoarjo untuk mencari mangsa, namun sekarang sudah bersih dari hal hal negatif.
tempat keramat di purworejo dipercaya sebagai makam wali di purworejo dari keturunan imam puro dan sering disebut kyai imam puro purworejo sebagai kyai sepuh purworejo dan masyarakat meyakini sosok waliyullah purworejo
Khasiat Bertuah Utama ” Mustika Eyang Giri Cementhoko ” memiliki energy magis yang sangat dahsyat kuat, diluar perkiraan dan pikiran pemilik, bahkan pemilik tertegun setelah mengalami keberhasilan, kesuksesan, kelancaran, kemudahan bahkan keberuntungan, bahkan mampu membuka aura kewibawaan sehingga dihormati seperti pejabat tinggi,  
Mustika Eyang Giri Cementhoko ” Menambah keperkasaan stamina dan kekebalan dari serangan penyakit fisik, tidak mudah capai, kelancaran didalam menjalankan usaha, dan kemudahan dalam mencari rejeki.
” Mustika Eyang Giri Cementhoko ”  Kekebalan dari serangan ghaib baik santet, guna-guna, menetralisir hal negative disekitarnya, tolak bala dan hal baik yang lain.
Mustika Eyang Giri Cementhoko Menetralisir aura negative disekitar, mengusir hantu jahat, tempat angker, roh jahat, tolak bala, menghindarkan serangan ghaib,deteksi keberadaan makhluk pengganggu, menghindarkan dari serangan kiriman jahat, menyesuaikan hajat pemilik.
Sarana membuka aura pengasihan ampuh untuk memikat, pelet, dipuja, disayang, disanjung, di damba oleh lawan jenis baik pria maupun wanita.
Anda ingin mendapatkan pasangan atau jodoh, dapat segera menikah, atau kawin, untuk keharmonisan suami / istri supaya tidak selingkuh.
Apabila anda dalam mencari peluang supaya dapat pekerjaan, lamaran diterima, gajinya naik, naik pangkat dan jabatan, dipercaya oleh majikan maupun atasan serta dipercaya dan ditaati perintahnya, disenangi dan diperhatikan oleh majikannya.
Untuk pedagang supaya barang dagangannya cepat laku dan mendatangkan pelanggan.
Sarana untuk mempercepat bagi yang ingin menjual tanah, pekarangan, rumah, mobil, sepeda motor.
Mustika Eyang Giri Cementhoko ” Membuka aura kewibawaan dan charisma sehingga disegani oleh siapa saja dan dalam pergaulan dalam semua kalangan.
Khasiat Bertuah Pendamping ” Mustika Eyang Giri Cementhoko ” sebagai sarana pengobatan berbagai macam penyakit baik penyakit fisik maupun batin, menetralisir dan meluruhkan segala gangguan oleh makhluk halus gaib jahat, melunturkan orang yang berniat jahat, meredam amarah, meningkatkan daya ingat,
Ketika seseorang sedang melihat anda akan merasa kagum dan tercengang, karena anda kelihatan sangat menarik dan mempesona, sebagai pegangan saat anda akan menghadapi tampil di depan umum, dibawa saat menghadapi test wawancara kerja, wanita penghibur baik di café, restoran, karyawan di bagian depan, pramuniaga, salesman, salesgirl.
Sistem Pengambilan Ritual Khusus.
Khasiat Permanen / Selamanya.
Jenis Khodam Sosok Pria Gagah.
Minyak Perawatan Cempaka.
Cara Perawatan Oleskan.
Waktu Perawatan Malam Jumat.
Pantangan Tidak Ada
GARANSI dan JAMINAN ” Mustika Eyang Giri Cementhoko
Tidak perlu diragukan dan di Khawatirkan, Kami memberikan GARANSI dan JAMINAN Kepada Anda:
Pertama, GARANSI dan JAMINAN bahwa produk yang anda pesan PASTI KAMI KIRIM ke alamat sesuai alamat yang anda berikan dalam keadaan baik.
Kedua, GARANSI dan JAMINAN Pelayanan. Setelah memahar dan ” Mustika Eyang Giri Cementhoko ” yang anda pesan, Kami akan senantiasa membantu anda hingga mencapai hasil yang maksimal, sebagaimana yang Anda harapkan.
Dengan demikian jadikanlah ” Mustika Eyang Giri Cementhoko ” sarana untuk mempertebal Iman serta ketaqwaan kita dan semua kekuatan bersumber hanya dari Allah.
Dengan memahami bahwa ” Mustika Eyang Giri Cementhoko ” ini memiliki wasilah dan secara otomatis selaras setelah dilakukan proses penyelarasan dengan energy anda, namun yang lebih penting dan perlu anda ketahui bahwa energi yang ada adalah mutlak milik dan atas kehendak serta ijin Allah semata soal keberhasilan yang anda dapatkan.

 

 

MAKAM GIRI CEMENTHOKO 

 


Makam ini di berlokasi di Bukit Satria Desa Kaliwatubumi Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Tokoh-tokoh yang dimakamkan di sini adalah berkaitan dengan sejarah Kadipaten (Kabupaten) Kutoarjo. Bupati-bupati yang menjabat di Kadipaten Kutoarjo di antaranya yaitu :
1. Raden Tumengung Soerokoesoemo
2. Raden Tumenggung Pringgoatmojo sampai tahun 1870.
3. Pangeran Poerboatmodjo.
Nama asli Pangeran Poerboatmodjo adalah Raden Mas Toekijo, putra dari Mas Tumenggung Pringgoatmodjo (Raden Mas Sarimin). Kemudian Raden Mas Toekijo menjabat Mantri Pengairan Boro, karena jasanya diangkat :
a. Dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal di Bogor tanggal 19 Oktober 1870 menjadi Regent (Bupati) Kutoarjo.
b. Dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal di Bogor tanggal 30 Juli 1887 dianugerahi gelar Adipati hingga gelar dan nama selengkapnya adalah Raden Adipati Toekijo Poerboatmodjo.
c. Dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal di Bogor tanggal 1 Oktober 1910 dianugerahi gelar Pangeran hingga gelar dan nama selengkapnya adalah Pangeran Toekijo Poerboatmodjo.
4. Raden Tumenggung Poerbohadikoesoemo sampai tahun 1933.
Pada tahun 1933 Kabupaten Kutoarjo digabungkan menjadi satu dengan Kabupaten Purworejo dengan Bupati R.A.A. Hasan Danoeningrat dan selanjutnya Kutoarjo berstatus sebagai kawedanan.
Pada masa kepemimpinan R.T. Pringgoatmojo mempunyai penasehat spiritual yaitu Eyang Giri Cementhoko yang berasal dari keturunan Raja Mataram yang mengemban tugas agar bertapa di Gunung Satria, Desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh. Keduanya sepakat apabila meninggal dunia mereka akan dikebumikan secara berdampingan di Gunung Satria Desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh. R.T. Pringgoatmodjo lalu membeli tanah di Gunung Satria tersebut untuk tempat pemakaman beliau dan Eyang Giri Cementhoko beserta keluarga. Kemudian menyusul keluarga Bupati R.T. Pringgoatmodjo antara lain :
a. Pangeran Poerboatmodjo – Bupati Kutoarjo masa 1870 – 1915.
b. R. Adipati Aryo Poerbokoesoemo – Bupati Kutoarjo masa 1915 – 1933.
c. R. T. Poerboatmodjo Adi Surjo Bupati Kendal putra dari R.A.A. Poerbokoesoemo.
Makam Eyang Giri Cementhoko dibuat cungkup yang tertutup. Di sebelah timur terdapat makam R.T. Pringgoatmojo beserta istrinya, sedangkan di belakang (utara) makam R.T. Pringgoatmodjo terdapat Yoni berukuran 96 x 96 cm, dan tinggi 80 cm. Pada bagian tengahnya terdapat lubang persegi berukuran 28 x 28 cm sedangkan ceratnya patah.
Makam R. Adipati Aryo Poerbokoesoemo dan makam R.T. Poerboatmodjo Adi Surjo (Bupati Kendal) berada di sebelah selatan Makam Giri Cementhoko. Kondisi bangunan makam Bupati-bupati tersebut baik jirat maupun nisan sudah diganti bahan baru.
Pada tahun 2007 cungkup Makam Eyang Giri Cementhoko di pugar oleh Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Purworejo dengan anggaran APBD II Tahun 2007.

Selasa, 09 Januari 2018

AUTOMOTIVE ENGINEERING

Transmisi manual

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pandangan atas dan samping transmisi manual yang ditempatkan dilantai dari Ford dengan 4 kecepatan

Transmisi manual adalah tipe transmisi yang digunakan pada kendaraan bermotor. Sistem ini menggunakan clutch yang dioperasikan oleh pengemudi untuk mengatur perpindahan torsi dari mesin menuju transmisi, serta pemindah gigi yang dioperasikan dengan tangan (pada mobil) atau kaki (pada motor). Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 sampai 6 gigi percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan.
Tipe transmisi lain yang dikenal adalah transmisi otomatis, transmisi semi-otomatis atau continuously variable transmission (CVT).

Daftar isi

Synchromesh

Synchromesh adalah perlengkapan transmisi yang berfungsi untuk menyamakan putaran antar gigi yang akan disambung sehingga perpindahan gigi percepatan dapat dilakukan secara mulus. Cara kerjanya saat handel transmisi pada posisi netral, maka synchromesh berada di tengah tidak berpengaruh atau dipengaruhi oleh kedua roda gigi yang ada disampingnya.

Susunan gigi percepatan


Tuas transmisi pada 5 kecepatan pada Mazda Protege.
Susunan/layout gigi percepatan transmisi manual tergantung kepada ciri yang biasa digunakan disuatu kawasan, mobil keluaran Asia agak berbeda dengan Eropa, khususnya pada penempatan gigi mundur(R). Penempatan tuas transmisi yang banyak digunakan adalah di lantai tetapi beberapa mobil modern menggunakan tuas transmisi di dashboard ataupun mobil lama yang ditempatkan di setang setir.

Tuas transmisi lantai

Pola Penjelasan
Manual Layout.svg
Ini adalah susunan 5 gigi kecepatan yang lazim digunakan pada mobil modern ditambah dengan satu gigi mundur yang ditandai dengan R. Penempatan gigi mundur (R) krucial karena bisa salah memasukkan dapat mengganggu jalannya kendaraan, karena kalau dari gigi 5 salah pindah ke mundur bisa berakibat fatal.
Manual Dogleg.svg
Susunan ini adalah susunan 5 gigi kecepatan yang lazim digunakan pada bus ringan ditambah dengan satu gigi mundur yang ditandai dengan R. Gigi 1 biasanya jarang dipakai, dipakai pada saat mendaki di tanjakan terjal.

Tuas transmisi di setir


Tuas transmisi pada Setir Saab96
Pola Penjelasan
Manual Layout 3.svg Layout mobil dengan 3 gigi maju yang merupakan susunan gigi percepatan mobil-mobil Amerika keluaran tahun 1930an sampai dengan tahun 1950an yang pada waktu itu dijuluki "three on the three"
Column4MT.svg Merupakan layout yang dikembangkan sesudah itu, yang juga dikembangkan oleh mobil-mobil keluaran Eropa dan Jepang. Sampai saat ini masih digunakan pada beberapa mobil niaga seperti Mitsubishi L 300.

Tuas transmisi sepeda motor


Tuas gigi percepatan Suzuki SV650S.
Corak penukaran gigi percepatan sepeda motor yang lazim digunakan :
            6
         5 ┘
      4 ┘
    3 ┘
  2 ┘
N
1
Tuas pengungkit gigi percepatan diinjak dengan kaki kiri untuk masuk ke gigi 1 dan diungkit keatas untuk masuk ke gigi 2, 3, dan seterusnya. Bila ingin menurunkan kecepatan, maka tuas pengungkit gigi percepatan diinjak kebawah dari 5 ke 4 ke 3 dan seterusnya.

Kelebihan dan Keuntungan

Konsumsi bahan bakar

Transmisi manual (M/T) menghubungkan mesin ke transmisi dengan clutch rigid dibandingan dengan konverter torsi pada transmisi otomatis (A/T) atau v-belt pada continuously variable transmission (CVT).[1] Transmisi manual juga tidak membuang energi karena tidak ada pompa hidrolik seperti pada transmisi A/T. Karenanya, mobil dengan transmisi M/T umumnya lebih irit daripada A/T atau CVT; meski begitu perbedaan konsumsi bahan bakar ini sudah agak berkurang berkat munculnya locking torque converter pada transmisi A/T.[2] Perbedaan konsumsi bahan bakar antara M/T dan A/T berkisarr 5-15% tergantung cara mengemudi dan kondisi jalan.[3] Berikutnya, transmisi M/T juga tidak memerlukan pendinginan aktif dan karena mekanisnya lebih sederhana daripada A/T, maka bobotnya lebih ringan daripada mobil dengan transmisi A/T.[2]

Ketahanan dan ongkos perawatan

Ketahanan

Transmisi M/T memiliki sistem mekanikal yang lebih sederhana dengan bagian-bagian yang lebih sedikit daripada A/T. Oleh karena itu, perawatannya pun umumnya lebih mudah dan lebih murah. Selain itu, transmisi M/T tidak memiliki komponen elektrikal, pompa, dan mekanisme pendingin seperti pada transmisi A/T.

Ongkos perawatan

Ongkos perawatan kendaraan manual umumnya lebih murah daripada otomatis. Harga baru kendaraan manual juga lebih murah daripada otomatis.

Pelumasan

Kebanyakan transmisi M/T bergantung pada splash lubrication meskipun beberapa girboks Rover juga memiliki pompa oli.

Performa dan kontrol

Transmisi M/T umumnya lebih banyak menyediakan rasio gigi (gear ratio). Kebanyakan kendaraan memiliki 5 sampai 6 percepatan gigi manual, sedangkan transmisi A/T biasanya hanya 4 gigi. Jumlah gigi yang semakin banyak akan semakin mengefisienkan konsumsi bahan bakar.

Pengereman mesin (Engine brake)

Transmisi A/T tidak memiliki pengereman mesin yang efektif. Hal ini berarti mesin tidak memperlambat mobil secara efektif ketika pengemudi melepas kontrol kecepatannya. Hal ini menyebabkan pengemudi akan banyak menggunakan rem, sehingga rem pada mobil A/T akan lebih cepat aus.

Cara Kerja Transmisi Manual Syncronmesh Pada Mobil

Cara Kerja Transmisi Synchronmesh - Transmisi yang kita kenal berfungsi untuk mengoper gigi dari gigi satu ke gigi seterusnya. Pemindahan gigi ini, dilakukan untuk mengatur tingkat moment serta RPM maksimal yang bisa dicapai oleh output transmisi.

Dalam proses kerjanya, transmisi mengunakan rangkaian beberapa roda gigi yang memiliki diameter berbeda beda. Selengkapnya akan kita bahas pada sistem transmisi syncrhonmesh dibawah.


Prinsip Kerja Transmisi Manual


Prinsip kerja transmisi dipengaruhi oleh dua unit roda gigi, yakni roda gigi input dan roda gigi output. Untuk menghasilkan efek pembesaran moment maka perlu adanya reduksi putaran input. Reduksi ini akan mengurangi putaran dari gigi input namun akan menambah kekuatan puntir pada putaran output.

Jika roda gigi input memiliki diameter yang sama dengan diameter output maka RPM input dan output akan sama, untuk torsinya juga sama antara input dan output.

Jika roda gigi input memiliki diameter lebih kecil misal 1/2 kali lebih kecil maka ini akan mereduksi putaran output. Dimana satu putaran input menghasilkan setengah output. Sehingga RPM output lebih kecil dibandingkan input tapi torsinya lebih besar dibandingkan torsi input.

Kondisi ini banyak digunakan kendaraan ketika berjalan pada jalan menanjak dan saat awal kendaraan berjalan.

Jika roda gigi input lebih besar misal 2 kali lebih besar dibandingkan gigo output maka akan mempercepat putaran pada output. Dimana satu putaran input menghasilkan dua kali putaran output. Sehingga kecepatan output dua kali lebih besar namun torsinya sangat rendah.


Baca juga ; Cara kerja transmisi otomatis pada motor


Komponen Transmisi Tipe Sychronmesh

komponen trasnmisi manual synchronmesh

Bagian-bagian yang penting dalam satu unit transmisi antara lain


  • Input shaft, fungsinya sebagai poros yang terhubung dengan plat kopling untuk menyalurkan tenaga dari mesin.
  • Input Gear, fungsinya menyalurkan tenaga dari poros input ke rangkaian roda gigi transmisi.
  • Counter gear and shaft, berfungsi untuk membagikan putaran input ke beberapa output gear.
  • Output gear, berfungsi sebagai driven gear yang menerima energi putar. Jumlah output gear ini bervariasi bisa tiga atau lima tergantung tingkat kecepatan transmisi.
  • Hub sleeve, berfungsi untuk menghubungkan output gear ke output shaft. Hub sleeve memiliki kemampuan untuk terhubung dan terlepas dengan output gear dengan cepat.
  • Sychronnizer Ring, berfungsi untuk memepercepat dan memperhalus hubungan antara hub sleeve dan output gear.
  • Output shaft, berfungsi menyalurkan energi dari output gear ke poros propeller atau langsung ke differential pada kendaraan FF.
  • Shift Fork, fungsinya untuk mengontrol perpindahan hub sleeve agar bisa terhubung dan terlepas dengan roda gigi.



Cara Perpindahan Gigi Pada Transmisi


Dalam penjelasan dibawah akan dibahas bentuk simple dari transmisi tipe sycronmesh. Jumlah kecepatan hanya dua tingkat, namun jika anda paham penjelasan dibawah maka tingkat percepatan berikutnya bisa dipahami dengan mudah.
Advertisement
1. Saat Mesin Hidup Transmisi N
cara kerja transmisi synchronmesh

Kita anggap kopling dalam keadaan terhubung, maka akan terjadi aliran tenaga dari flywheel melewati kopling masuk ke input shaft transmisi. Kemudian putaran pada input shaft disalurkan ke countrer gear melalui input gear.

Counter gear memiliki beberapa roda gigi, namun semuanya menyatu sehingga RPM pada seluruh roda gigi counter itu sama. Namun berkat diameter roda gigi counter yang berbeda-beda maka akan menghasilkan putaran output gear yang berbeda pula.

Roda gigi counter akan langsung memutar dua buah gigi output, namun roda gigi output ini hanya berputar mengambang karena memang tidak terikat dengan poros output. Sehingga saat posisi netral, dua roda gigi output akan berputar namun poros output tetap diam.

2. Saat Mesin Hidup Transmisi 1

Ketika kita memposisikan tuas transmisi ke posisi 1, maka shift fork akan menggerakan hub sleeve kearah roda gigi output kecepatan satu. Sehingga hubsleeve akan terhubung dengan satu gigi output.

Sehingga akan menimbulkan power flow dari flywheel mesin melalui kopling masuk ke poros input transmisi. Dari input shaft kemudian disalurkan ke counter gear oleh input gear, dan roda gigi counter kecepatan satu akan menggerakan roda gigi output kecepatan satu.

Dari roda gigi output kecepatan satu langsung disalurkan ke hubsleeve, dan karena hub sleeve itu terikat dengan poros output maka putaran dari output gear bisa langsung disalurkan ke output shaft dengan kecepatan yang sama.

Dalam hal ini, kecepatan akan direduksi karena diameter output gear 1 jauh lebih besar dari roda gigi counter gear sebagai gigi pemutar.


Baca pula ; Cara menghitung gear ratio transmisi

2. Saat Mesin Hidup Transmisi 2

Ketika kita pindah tuas transmisi ke posisi 2 maka shift fork akan memindahkan posisi hub sleeve, dari yang tadinya terhubung dengan output gear 1 menjadi terhubung dengan outpout gear 2.

Sehingga akan ada aliran dari mesin masuk ke poros input. Dari input, akan disalurkan ke counter gear melalui input gear. Dan kali i i roda gigi counter 2 yang bertugas menyalurkan tenaga ke roda gigi output 2.

Dari outout gear 2, disalurkan ke hub sleeve menuju output gear sehingga poros output berputar sesuai dengan kecepatan output gear 2.

Dalam hal ini, diameter output gear 2 lebih kecil dibandingkan roda gigi output 1, sehingga nilai reduksinya akan berkurang dan kecatab output akan lebih cepat.

Untuk kecepatan 3 dan seterusnya, maka tinggal menambahkan satu unit gear output dan sebuah hub sleeve dibekakang gigi 1. Sehingga akan ada dua hub sleeve dan dua buah shift fork.


Tutorial Cara Kerja Transmisi





Minggu, 30 Oktober 2016

Sejarah Purworejo 

                            Image result for logo purworejo

 Hamparan wilayah yang subur di Jawa Tengah Selatan antara Sungai Progo dan Cingcingguling sejak jaman dahulu kala merupakan kawasan yang dikenal sebagai wilayah yang masuk Kerajaan Galuh. Oleh karena itu menurut Profesor Purbocaraka, wilayah tersebut disebut sebagai wilayah Pagaluhan dan kalau diartikan dalam bahasa Jawa, dinamakan : Pagalihan. Dari nama “Pagalihan” ini lama-lama berubah menjadi : Pagelen dan terakhir menjadi Bagelen. Di kawasan tersebut mengalir sungai yang besar, yang waktu itu dikenal sebagai sungai Watukuro. Nama “ Watukuro “ sampai sekarang masih tersisa dan menjadi nama sebuah desa terletak di tepi sungai dekat muara, masuk dalam wilayah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Di kawasan lembah sungai Watukuro masyarakatnya hidup makmur dengan mata pencaharian pokok dalam bidang pertanian yang maju dengan kebudayaan yang tinggi.
Pada bulan Asuji tahun Saka 823 hari ke 5, paro peteng, Vurukung, Senin Pahing (Wuku) Mrgasira, bersamaan dengan Siva, atau tanggal    5 Oktober 901 Masehi, terjadilah suatu peristiwa penting, pematokan Tanah Perdikan (Shima). Peristiwa ini dikukuhkan dengan sebuah prasasti batu andesit yang dikenal sebagai prasasti Boro Tengah atau Prasasti Kayu Ara Hiwang.
Prasasti yang ditemukan di bawah pohon Sono di dusun Boro tengah, sekarang masuk wilayah desa Boro Wetan Kecamatan Banyuurip dan sejak tahun 1890 disimpan di Museum Nasional Jakarta Inventaris D 78 Lokasi temuan tersebut terletak di tepi sungai Bogowonto, seberang Pom Bensin Boro.
Dalam Prasasti Boro tengah atau Kayu Ara Hiwang tersebut diungkapkan, bahwa pada tanggal 5 Oktober 901 Masehi, telah diadakan upacara besar yang dihadiri berbagai pejabat dari berbagai daerah, dan menyebut-nyebut nama seorang tokoh, yakni : Sang Ratu Bajra, yang diduga adalah Rakryan Mahamantri/Mapatih Hino Sri Daksottama Bahubajrapratipaksaya atau Daksa yang di identifikasi sebagai adik ipar Rakal Watukura Dyah Balitung dan dikemudian hari memang naik tahta sebagai raja pengganti iparnya itu.
Pematokan (peresmian) tanah perdikan (Shima) Kayu Ara Hiwang dilakukan oleh seorang pangeran, yakni Dyah Sala (Mala), putera Sang Bajra yang berkedudukan di Parivutan.
Pematokan tersebut menandai, desa Kayu Ara Hiwang dijadikan Tanah Perdikan(Shima) dan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak, namun ditugaskan untuk memelihara tempat suci yang disebutkan sebagai “parahiyangan”. Atau para hyang berada.
Dalam peristiwa tersebut dilakukan pensucian segala sesuatu kejelekan yang ada di wilayah Kayu Ara Hiwang yang masuk dalam wilayah Watu Tihang.
“ … Tatkala Rake Wanua Poh Dyah Sala Wka sang Ratu Bajra anak wanua I Pariwutan sumusuk ikanang wanua I Kayu Ara Hiwang watak Watu Tihang …”
Wilayah yang dijadikan tanah perdikan tersebut juga meliputi segala sesuatu yang dimiliki oleh desa Kayu Ara Hiwang antara lain sawah, padang rumput, para petugas (Katika), guha, tanah garapan (Katagan), sawah tadah hujan (gaga).
Disebut-sebutnya “guha” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang tersebut ada dugaan, bahwa guha yang dimaksud adalah gua Seplawan, karena di dekat mulut gua Seplawan memang terdapat bangunan suci Candi Ganda Arum, candi yang berbau harum ketika yoninya diangkat. Sedangkan di dalam gua tersebut ditemukan pula sepasang arca emas dan perangkat upacara. Sehingga lokasi kompleks gua Seplawan di duga kuat adalah apa yang dimaksud sebagai “parahyangan” dalam prasasti Kayu Ara Hiwang.
Upacara 5 Oktober 901 M di Boro Tengah tersebut dihadiri sekurang-kurangnya 15 pejabat dari berbagai daerah, antara lain disebutkan nama-nama wilayah : Watu Tihang (Sala Tihang), Gulak, Parangran Wadihadi, Padamuan (Prambanan), Mantyasih (Meteseh Magelang), Mdang, Pupur, Taji (Taji Prambanan) Pakambingan, Kalungan (kalongan, Loano).
Kepada para pejabat tersebut diserahkan pula pasek-pasek berupa kain batik ganja haji patra sisi, emas dan perak. Peristiwa 5 Otober 901 M tersebut akhirnya pada tanggal 5 Oktober 1994 dalam sidang DPRD Kabupaten Purworejo dipilih dan ditetapkan untuk dijadikan Hari jadi Kabupaten Purworejo. Normatif, historis, politis dan budaya lokal dari norma yang ditetapkan oleh panitia, yakni antara lain berdasarkan pandangan Indonesia Sentris.
Perlu dicatat, bahwa sejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng diknal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupatn Magelang.
Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Begelen sangat disegani.
Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah Bagelen dijadikn Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.
Pada periode Karesidenan Begelen ini, muncul pula tokoh muballigh Kyai Imam Pura yang punya pengaruh sampai ke Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hampir bersamaan dengan itu, muncul pula tokoh Kyai Sadrach, penginjil Kristen plopor Gereja Kristen Jawa (GKJ).
Dalam perjalanan sejarah, akibat ikut campur tangannya pihak Belanda dalam bentrokan antara para bangsawan kerajaan Mataram, maka wilayah Mataram dipecah mejadi dua kerajaan. Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Tanah Bagelen akibat Perjanjian Giyanti 13 pebruari 1755 tersebut sebagai wilayah Negara Gung juga dibagi, sebagian masuk ke Surakarta dan sebagian lagi masuk ke Yogyakarta, namun pembagian ini tidak jelas batasnya sehingga oleh para ahli dinilai sangat rancu diupamakan sebagai campur baur seperti “rujak”.
Dalam Perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Tanah Bagelen menjadi ajang pertempuran karena pangeran Diponegoro mndapat dukungan luas dari masyarakat setempat. Pada Perang Diponegoro itu, wilayah Bagelen dijadikan karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibukotanya Kota Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, antara lain kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin oleh Bupati Pertama Raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung masuk wilayah Kadipaten Purworejo.
Dengan pertimbangan strategi jangka panjang, mulai 1 Agustus 1901, Karesienan Bagelen dihapus dan digabungkan pada karesidenan kedu. Kota Purworejo yang semula Ibu Kota Karesidenan Bagelen, statusnya menjadi Ibukota Kabupaten.
Tahun 1936, Gubernur Jenderal Hindia belanda merubah administrasi pemerintah di Kedu Selatan, Kabupaten Karanganyar dan Ambal digabungkan menjdi satu dengan kebumen dan menjadi Kabupaten kebumen. Sedangkan Kabupaten Kutoarjo juga digabungkan dengan Purworejo, ditambah sejumlah wilayah yang dahulu masuk administrasi Kabupaten Urut Sewu/Ledok menjadi Kabupaten Purworejo. Sedangkan kabupaten Ledok yang semula bernama Urut Sewu menjadi Kabupaten Wonosobo.
Dalam perkembangan sejarahnya Kabupaten Purworejo dikenal sebagai pelopor di bidang pendidikan dan dikenal sebagai wilayah yang menghasilkan tenaga kerja di bidang pendidikan, pertanian dan militer.
Tokoh-tokoh yang muncul antara lain WR Supratman Komponis lagu Kebangsaan “Indonesia raya”. Jenderal Urip Sumoharjo, Jenderal A. Yani, Sarwo Edy Wibowo dan sebagainya.
Para tokoh maupun tenaga kerja di bidang pertanian pendidikan, militer, seniman dan pekerja lainnya oleh masyarakat luas di tanah air dikenal sebagai orang-orang Bagelen, nama kebangsaan dan yang disegani baik di dalam maupun di luar negeri.
Image result for bedug purworejo

Minggu, 14 Agustus 2016